Remisi pada lupus adalah kondisi di mana gejala penyakit lupus yang biasanya aktif menjadi tidak aktif atau berkurang. Namun, remisi pada lupus tidak sama dengan berhenti berobat. Berhenti berobat pada lupus dapat berdampak buruk pada kesehatan penderita dan meningkatkan risiko kambuhnya penyakit.

Lupus merupakan penyakit autoimun yang dapat menyerang berbagai organ tubuh, termasuk kulit, sendi, ginjal, dan sistem saraf. Gejala lupus bisa berupa rasa lelah yang berlebihan, nyeri sendi, ruam kulit, demam, dan gangguan pada organ tubuh lainnya. Pengobatan lupus biasanya melibatkan obat-obatan imunosupresan untuk mengontrol peradangan dan gejala penyakit.

Ketika seseorang dengan lupus mengalami remisi, gejala penyakitnya menjadi tidak aktif atau berkurang. Meskipun gejala lupus tidak terlihat, tapi peradangan dan kerusakan pada organ tubuh masih bisa terjadi tanpa disadari. Oleh karena itu, penting bagi penderita lupus untuk tetap menjalani pengobatan meskipun dalam kondisi remisi.

Berhenti berobat pada lupus dapat menyebabkan kambuhnya penyakit, bahkan dengan gejala yang lebih parah. Selain itu, berhenti berobat juga bisa meningkatkan risiko komplikasi dan kerusakan organ tubuh yang lebih serius. Oleh karena itu, penderita lupus disarankan untuk tetap menjalani pengobatan sesuai anjuran dokter, bahkan ketika kondisi mereka sedang dalam remisi.

Dalam mengelola lupus, penting bagi penderita untuk menjaga pola makan sehat, istirahat yang cukup, dan menghindari stres. Selain itu, rutin melakukan pemeriksaan kesehatan dan berkonsultasi dengan dokter spesialis lupus juga sangat penting untuk memantau kondisi kesehatan dan menyesuaikan pengobatan jika diperlukan.

Jadi, meskipun mengalami remisi pada lupus, berhenti berobat tidak disarankan karena dapat meningkatkan risiko kambuhnya penyakit dan komplikasi yang lebih serius. Tetap konsisten dalam menjalani pengobatan dan gaya hidup sehat adalah kunci untuk mengelola lupus dengan baik dan mencegah kemungkinan kerusakan organ tubuh yang lebih parah.