Orang tua memiliki peran penting dalam mendampingi anak-anak saat menghadapi konflik. Sebagai orang tua, mereka perlu memahami bahwa anak-anak juga memiliki emosi yang perlu diperhatikan dan dijaga.
Saat anak menghadapi konflik, seperti pertengkaran dengan teman atau masalah di sekolah, emosi mereka bisa menjadi tidak stabil. Mereka mungkin merasa sedih, marah, takut, atau bingung. Oleh karena itu, orang tua perlu memperhatikan dan membantu anak mengelola emosi mereka dengan baik.
Salah satu cara yang bisa dilakukan orang tua adalah dengan mendengarkan keluhan dan cerita anak. Biarkan anak mengungkapkan perasaannya tanpa diinterupsi dan memberikan dukungan serta pemahaman. Hal ini akan membantu anak merasa didengarkan dan dipahami, sehingga mereka tidak merasa sendirian dalam menghadapi konflik.
Selain itu, orang tua juga perlu memberikan contoh yang baik dalam mengelola emosi. Tunjukkan kepada anak bahwa konflik bisa diselesaikan dengan cara yang baik dan tidak merugikan siapapun. Hindari berbicara dengan nada tinggi atau mengeluarkan kata-kata kasar saat menghadapi konflik, karena hal ini bisa mempengaruhi emosi anak.
Selain itu, ajarkan anak untuk mengenali dan mengelola emosi mereka sendiri. Berikan mereka pengertian tentang jenis-jenis emosi dan cara mengatasi emosi negatif seperti marah atau sedih. Dorong mereka untuk mengekspresikan emosi dengan cara yang sehat, misalnya melalui seni atau olahraga.
Dengan memperhatikan dan mengelola emosi anak saat menghadapi konflik, orang tua dapat membantu anak mengatasi masalah dengan lebih baik dan lebih tenang. Hal ini juga akan membantu anak membangun keterampilan sosial dan emosional yang akan berguna dalam kehidupan mereka di masa depan. Oleh karena itu, jangan ragu untuk selalu menyediakan waktu dan perhatian ekstra untuk anak ketika mereka menghadapi konflik.